Selasa, 18 Desember 2007

Maafkan Aku, Ibu

Maafkan aku Ibu . . .
Setelah perjuangan demi perjuangan dilalui ibuku dengan tabah
Untuk mendapatkan anak perempuan yang sholihah
Tapi,
Apa nasib mau dikata
Terlahirlah anak yang menggugurkan harapan ibunya
Dan kata beliau
Waktu kecil ditimang dan dibuai
Sudah besar "ngajak padu"
Betapa kecewaku mendengar kata-kata itu
Betapa tak percaya hatiku
Akan tetapi,
Kata itu keluar dari mulut Ibu
Tak disangka,
Aku anak pertama
Yang menjadi tumpuan harapan Ayah dan Bunda
Setelah menunggu sekian lama
Bukan harapan yang terlaksana
Melainkan kesedihan dan kekecewaan
Sungguh terasa pilu
Maafkan aku, Ayah dan Bunda . . . .

0 Comments:

Post a Comment