Sabtu, 26 Januari 2008
Tante senang sekali baca puisi-puisi Echa yang dikirim Bapak terakhir. Banyak kemajuannya. Seperti baca puisi yang dibikin orang dewasa...
Label: Tante Retno
Rabu, 23 Januari 2008
Aku tahu,
semua membisu
Ketika diri-Mu terus lemparkan pandangan mata
Yang tak henti tebarkan rindu
Di sela kekosongan yang menerpa
Aku tahu,
Semua ada batasnya
Namun Surga-Mu
Yang menanti di akhirat sana
Selalu menyiratkan keindahan yang tiada duanya
Selalu hamparkan panorama indah yang menyejukkan hati
Hati semua yang ingin menikmatinya
Esok, tatkala kami telah lulus ujian yang Kau berikan
Kan kami songsong Surga-Mu yang dengan penuh rindu
Tuhanku,
Sudilah Engkau berbagi keindahan Surga
Pada kami yang hampa ?
Terimakasih
-07.01.2008-
Label: Puisi
Selasa, 22 Januari 2008
Gugus bintang tengah malam
yang muncul tanpa perhatian
seluruh insan
hanyut terbawa derasnya arus mimpi
dan . . .
Gugus bintang
mulai pudar satu persatu – satu
dari dalam hatiku
karena
akupun terseret derasnya arus mimpi
dalam deraan tengah malam
Gugus bintang yang tinggal satu kerlipan
melambai padaku
dari balik tirai
yang masih menganga
mengharap perhatian
-16.01.2008-
Label: Puisi
Senin, 21 Januari 2008
Warnamu yang indah itu
Selalu lekat tak terurai dalam hatiku
Pesonamu yang kemilau
Jadikan aku terkesan tatkala memandangmu
Engkau muncul
Diantara cerahnya rona mentari
Serta butir air hujan
Yang tinggal satu-satu
Selaksa warna-warna abadi
Yang datang tuk menghiasi
Langit yang masih separuh kelabu
Asli serta murni
Itulah gambaranku
Bagi kau
Yang dicipta oleh Tuhan MahaBisa
Mejikuhibiniu
Itulah warnamu
Merah jingga kuning hijau biru
Serta ungu
Warna favoritku
-07.01.2008-
Label: Puisi
Minggu, 20 Januari 2008
Sekeras karang tepi laut
Yang gambarkan kokohnya dirimu
Sedingin lelehan embun
di pucuk daun meruncing
Itulah dirimu yang selalu melekat dalam pikirku
Torehan luka yang menggores
Tak lagi nampak di tubuhmu
Seakan menyatu dengan kulit
Yang berlumur debu
Batu,
Andai kau tak jauh dariku
Kuakan gambarkan dirimu
Lebih dari sekedar
Jelas serta merinci
Meski hanya abadi
dalam tulisan serta bait-bait puisiku
- 06.01.2008 -
Label: Puisi
Sabtu, 19 Januari 2008
Ah... nggak tau nih, kok tiba - tiba aku jadi pingin nulis apa aja...
Tapi aku paling pingin menceritakan kekangenanku sama Ibu yang udah sama Allah di Surga. Habisnya... kayaknya semua orang lagi sibuk dengan urusannya masing - masing. jadi nggak ada tempat buat menampung cerita-ceritaku kan?
Ah, padahal sekali membisikkan hal ini pada serumpun bunga saja hatiku udah lega kok... Nggak perlu panggil orang lain.. cukup aku dan Allah yang akan saling bertukar cerita.
Tapi...rasanya kok belum puas yah? Padahal 'kan, Allah adalah segala yang kita butuhkan...
Tapi..jadi teringat ibuku lagi nih... ngomongin siapa yang biasanya nemenin aku ngobrol,yang selalu jadi tempat curhatku.. Wah, pokoknya dulu ibuku adalah fasilitas yang paling komplit yang diberikan Allah untuk melengkapi kehidupanku. Tapi sayang...
Oh ya, ngomong-ngomong tadi aku baru aja ikut lomba baca puisi lho... Tapi belum rejekinya kali, jadi belum dapet juara...Tapi aku nggak kapok kok, kapan - kapan aku bakal ikut lomba lagi...
Eh, tapi aku juga sempet (hampir) nangis lho, teringat peserta lomba yang lain pada didampingi ibunya, sementara aku nggak...
Tapi yah, mau gimana lagi?
Jadi, kalian yang masih punya orang tua yang lengkap harus bersyukur ya, dan jangan lupa, tunjukin bakat dan prestasimu, mumpung beliau-beliau masih ada...
Label: Kerinduanku
Selasa, 08 Januari 2008
Suara azan terdengar
Dari surau dan langgar
Subuh telah tiba
Menebar harum embun dan bunga
Kokok ayam jantan bersahut – sahutan
Semilir angin sejuk dan segar
Langit gelap berganti terang
Alangkah indah pemandangan
Duhai anugerah alam
Betapa menakjubkan pergantian malam
Datanglah sinar nan cerah
Matahari menggantikan rembulan
Oleh ika budi rahayu, 2005
Label: Puisi Ibu
Pada suatu hari di bulan syawal
Berbondong-bondong orang menuju
tanah lapang
koran-koran pun digelar
sajadah dibentangkan
mukena dikenakan
mulut terbuka
menyebut Yang Kuasa
Pukul delapan
Orang-orang berdiri
Suara takbir terdengar
Tangan diangkat
Kemudian diletakkan di dada
Pada rakaat pertama
Tujuh kali melakukan hal yang sama
Rakaat kedua
Cukup lima kali saja
Yogyakarta, 17 November 2006
Label: Puisi
Minggu, 06 Januari 2008
berseru-seru memanggil dini hari
dan matahari pamer sinar
bukalah jendela lebar-lebar
Hari ini milikmu
esok milikmu, juga masa lalu
Sekar, kau boleh pergi kemana kau mau
Langkahkan kaki dan melompat
di sepanjang nasib yang terbentang
seperti jalan bebas hambatan
Katakan masih ada semangat
kau simpan dalam tasmu
Kau kemas bersama bekal dan bukumu
Jangan pedulikan pemandangan indah di kanan
dan yang buruk di kiri
Melaju seperti pembalap ulung
dan yakin kemenangan di tanganmu
Sekar
adalah semangatmu kau tempa dalam banyak ujian
dan tahun-tahun keengganan
Sekar
adalah obsesimu
pergilah dan raih cakrawala
dari manapun kau harus mulai
-01.01.08-
Label: Tante Retno
Selasa, 01 Januari 2008
Anakku lelap dipeluk guling
matanya mimpi sukmanya berayun
'ayah, darimana kunang kunang kecil datang membawa api
'anakku anakku, bukan panas dia berapi
berbekal hangat ibunya dia menari
'ayah, mau kemana kunang kunang pergi
'anakku, bukan pergi bukan pergi
esok malam bersamamu dia menari
dalam mimpi
Anakku lelap dipeluk guling
menunggu hangat hinggap dimatanya
-Deden Tristiyana-
Label: Puisi Pujangga