Senin, 17 Desember 2007

Ibuku Kartiniku

Dari anakmu
Untuk ibuku, Kartini-ku yang tegar

Ada sebuah kisah
Tentang seorang Kartini yang berat beban hidupnya
Harus pula menanggung biaya ketiga buah hatinya
Yang slalu merasa kurang bahagia kehidupannya

Dan walau sudah begitu
Cobaan tak lelah menerpa
Bencana haus akan nyawa manusia
Dan Ibuku, Kartiniku jadi korbannya


Perlahan – lahan penyakit menggerogotinya
Dan tumor payudara
Telah lama bersarang di badannya
Hingga kini aku terus berdo’a


Jauh hari jauh dariku
Kini Kartini terbaring tak berdaya
Lemah, letih dan lesu
Tak ada lagi raut ceria ibuku


Berbulan – bulan ia mendekam
Di kamarnya seorang diri
Jauh dari ramainya dunia

Yang menjadi tak indah tanpanya


Terkekang dari segala keinginan
Hanya terwujud dalam mimpi
Wajahnya pucat pasi
Diam tak bergeming


Haru aku melihatnya
Dengan senyum ia menyambutku
Betapa senang aku melihatnya
Tapi kini aku hanya bisa mendo’a


Kini ia jauh dariku
Beda kota beda kesannya
Sepi tanpanya
Hambar rasanya


Bagai teh tanpa gula
Kartiniku
Yang setia merawatku
Yang selalu mendampingiku


Entah mengapa kini berbeda
Aneh rasanya
Bingung tanpanya
Inginku menyusulnya kesana


Yang menjadi harapanku
Suatu saat nanti
Kau pulang dengan badan sehat
Aku kan menyongsongmu
Setengah berlari


Kurapatkan kenangan
Antara kau dan aku
Melalui pelukan ini
Kita jalin hubungan besama
Yang lebih bahagia
Karena kau ada
Tanpa kekurangan suatu apa




Saat ibu di rumah sakit
-Aliyah Sekar Ayu-
15 Maret 2007




0 Comments:

Post a Comment