Minggu, 30 Maret 2008

Cerita dari Rumah Eyang


Waduh..duh..duh..duh.............
udah lama nih gak diajak bapak ke warnet
habisnya warnetnya agak jauh dari rumah
jadi butuh bantuan transportnya

ngomong-ngomong nih...
tadi aku habis dari rumahnya Eyang Darwito
dirumahnya, eyang cuma tinggal sendirian
padahal rumahnya gede, lho
dan penuh rahasia juga
ada banyak kaleng
didalamnya selalu ada benda-benda menarik
yang bikin aku dan adik-adik kepingin memilikinya
setelah minta ijin sama eyang
dan eyang membolehkan kami membawa benda itu pulang
kami lalu bersorak gembira ! :)

nah... itu akan jadi bahan ceritaku nanti
sebenarnya dirumah sudah banyak cerita-cerita yang aku bikin
tapi belum sempet dipindahin ke blog
ya.... nanti aja deh, tunggu ya... bye !

Sabtu, 29 Maret 2008

Renyah Tawa



Lucu ! Lucu !
Benar – benar lucu !
Itu bagiku,
entah bagimu ?!
Ha ha ha ha
Kau dengar renyah tawaku ?
Ha ha ha ha
Aku benar – benar ingin tertawa
sekali lagi
Bolehkah ?
Ha ha ha ha

Lucu ! Lucu !
Benar – benar lucu !
Ha ha ha ha ha ha ha ha . . . . . . . . . .

-16.01.2008-

Jumat, 28 Maret 2008

Laut

Warnamu yang jernih membiru
Bermandikan buih putih yang terbebas dari debu
Ketika kudatang menghambur ke pelukmu
Kau sambut aku dengan terjangan ombak di sela jari kakiku

Batu karang yang berdiri kokoh di tepi
Menanti untuk dijejali
Seakan membayangi diri
Untuk berdiri pada puncakmu yang abadi

Kulit kerang bertebaran
Laksana intan berlian terhamparkan
Berkilat ditimpa sinar mentari
Kilau sinarmu terpancar
Meski sering hanyut terbawa ombak
Atau tergelinding di antara pasir putih
Kau tetap licin bak permata

Panoramamu sulit dilupa
Menjelma menjadi ingatan yang kekal dalam hatiku
Tak ada foto yang sia-sia
Ketika dikaitkan dengan masa laluku
Bersama Laut
Yang makin jernih membiru

-07.01.2008-

Kamis, 27 Maret 2008

Tak Boleh Bertanya

Dulu aku tak mengerti
Mengapa aku tak boleh bertanya
Mengapa aku tak boleh tahu
Tentang arti kehidupan

Dulu aku tak mengerti
Mengapa aku tak boleh bertanya
Mengapa aku tak boleh tahu
Tantang sebab aku dilahirkan

Namun kini aku menyadari
Bahwa inilah kehendak Tuhan
Dan tak ada yang boleh melarang
Perbuatan Tuhan yang demikian

Kini aku tahu
Apa arti kehidupan
Dan aku sudah boleh bertanya
Mengapa aku dilahirkan

Dan kau tahu jawabnya
Ini kehendak Tuhan semata !
Sehinga siapapun tak berhak melarangNya
Tak terkecuali aku
Yang mungkin belum mensyukuri
Karunia yang diberikanNya
Rezeki yang dilimpahkanNya
Dan udara yang tak ada habisnya
Untuk nafas makluk ciptaanNya

Tuhan, aku akan mengadu
Dan bertanya mengapa
Bolehkah ?

Aku tahu ibuku sakit
Aku tahu ibuku menderita
Namun mengapa
Engkau mencabut nyawanya
Sebelum aku tumbuh
Dan dewasa di depan matanya ?
Mengapa ?

Bolehkan aku tahu
Satu hal lagi
Mengapa
Kau masih sediakan udara
Buat hambamu
Yang bangga dengan dosanya ?

Terimakasih, Tuhan
Atas jawaban yang kau berikan
padaku

-14.01.2008-

;;