Rabu, 17 September 2008

Syair yang Sia-sia

Rasanya malu aku bekerja
kalau sudah begini
sejenak saja tak luput
kau lemparkan pandangan sengit
padaku

Rasanya gerah dan tersiksa
hanya duduk diam di balik meja
menulis, menggumam
namun bukan dengan kata-kata

Hentikan memandangku seperti itu !
bila kau masih ingin menikmati
syair-syairku yang terlahir dari dalam hati
yang percuma
bila hanya kau tatap sebelah mata

Sudahlah,
kini syair itu tak lagi berguna.

-17.03.2008-

Senin, 08 September 2008

Rebah

Sepulang sekolah,
Setelah tas dan buku kubanting ke lantai
Tubuh letihku rebah
di atas ranjang

Sehabis makan
Setelah kuurus sisa makan dalam piringku
Tubuhku rebah lagi
di atas anyaman tikar pandan

Sehabis mandi,
Setelah kulemparkan sikat ke dalam ember
Tubuhku rebah
ditelan busa kasur

Dan,
lagi-lagi kuterseret arus mimpi
dalam ombak busa
dan kekangenan terhadap dirimu,
o, wahai pelitaku
yang kini telah padam
selamanya.

Dalam doa 'ku terisak tangis
dan lagi aku rebah
di atas sajadah

-11.03.2008-

;;