Sabtu, 22 Desember 2007

Wahai Ibu


Alm. Ibuku, Ika Budi Rahayu
Akankah dunia terang tanpa sinarMU
Akankah alam damai tanpaMU
Akankah makhlukMU puas tanpa keputusanMU
Masihkah udara segar tersisa untukku
Hamba yang bergelimang dosa
Yang lama tak bersyukur padaMU
Yang lama tak bertobat padaMU
Atas kesalahan hampaku
Yang membawaku pada kesengsaraan

Duka keluargaku
Dikarenakan ulah nakal tubuh kumalku
Yang terlunta – lunta usang dan berdebu
Kebiadaban yang terus menerpa tubuh ini
Telah menggoreskan luka yang teramat dalam
Telah menyisakan duka
Pengalaman pahit itu

Masih teringat jelas dalam benakku
Pada masa kecilku yang hanya satu
Kuteteskan rinduku
Hanya untukmu
Yang telah bahagia di sisiNYA
Jangan lagi sayat aku
Dengan masa laluku
Yang pelik diartikan

Ibuku . . .
Aku selalu mengingatmu
Dan walaupun kau tlah bersamaNYA
Jangan pernah lupakan aku
Dan janjilah
Kau kan datang di setiap mimpi – mimpiku
Satu anakmu
Yang sangat rindu suara merdumu
Cekatan gerak gerikmu
Serta belaian kasihmu
Yang kau curahkan setiap waktu
Slalu . . .

Walau kini kita berbeda alam
Ingatlah, ibuku !
Kebiadaban masih menerpa tubuhku
Dan akan terus begitu
Selama hidupku
: Luka masih tersisa
dingin kan terus melanda
tanpa kenal waktu
meski tanpa peluk hangatmu
ku kan mencoba jalani itu

Dan andai kubisa
ku 'kan selimutimu, ibuku
walau kini kau telah dalam lindunganNYA
kuyakin kau tetap slalu ada untukku
karena aku dan kedua adikku
ketiga anak kandungmu
masih membutuhkanmu
sosok wanita sepertimu
'kan abadi dalam hati kami
karena wanita baik sepertimu
hanya satu di dunia ini
dan tak akan pernah ada
orang lain yang dapat meggantikanmu
karena tak semudah itu
kami bisa melupakanmu


Ingat kami ya, Bu...
ECHA-TYA-NAYA
29 Juli 2007

0 Comments:

Post a Comment